Penyesalan
Oleh Mohammad Salahuddin
“Lima Menit Lagi!” terdengar suara lantang dari dekat pintu kelas.
Muka Amir-pun menjadi merah, dan keringat dinginpun mulai keluar.
Sebentar-sebentarpun ia gigit pencil yang ada di gengamannya dengan sangat keras. Kertas ujiannya masih terlihat kosong. Detak jantungnyapun semakin keras, dan makin terasa ketakutan dalam dirinya bercampur dengan penyesalan yang amat sangat bahwa ia tidak belajar sungguh-sungguh untuk ujian yang sedang dilakukannya. Terbayang olehnya bahwa ia akan dihukum orang tuanya. Terkadang iapun menggigit jarinya, sampai tidak terasa lagi bahwa kukunya sudah mulai membiru karena gigitannya yang sangat keras. (more…)